Selasa, 07 Juni 2016



Dilema Nuklir Indonesia
Kebutuhan energi tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan global baik ekonomi dan politik.  Energi merupakan komponen penting bagi setiap negara dengan semakin berkembangnya perindustrian disetiap negara kebutuhan akan energi juga semakin besar. Dunia menggantungkan hidup pada eksplorasi energi yang bersumber dari fosil baik batu bara maupun minyak bumi dalam menjalankan roda perindustrian. Semakin hari jumlah cadangan minyak semakin berkurang sehingga beberapa negara memanfaatkan teknologi nuklir sebagai pemenuhan kebutuhan energi dalam negerinya. Meskipun beberapa negara menentang tentang pembangunan reaktor nuklir tidak terkecuali ondonesia.
Di Indonesai sendiri pada tahun 2018 diperkirakan akan mengalami krisis listrik yang mengkhawtirkan. Sampai tahun 2016,  di beberapa wilayah di Indonesia mengalami kekurangan pasokan listrik seperti di Kalimantan yang kerap mengalami pedaman 4-5 jam dalam sehari. Untuk itu, salah satu alternatif yang ditawarkan kepada pemerintah adalah pemanfaatan teknologi nuklir. Teknologi nuklir sendiri di Indonesia bukanlah hal baru. Akan tetapi untuk pemanfaatan sebagai pembangkit listrik belum diterapkan. Saat ini di Indonesia sendiri hanya sebatas pemanfaatan untuk tujuan penelitian ( dikelola oleh BATAN).
Program Nuklir Indonesia merupakan program Indonesia untuk membangun dan memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi nuklir baik di bidang non-energi maupun di bidang energi untuk tujuan damai. Pemanfaatan non-energi di Indonesia sudah berkembang cukup maju. Sedangkan dalam bidang energi (pembangkitan listrik), hingga tahun 2011 Indonesia masih berupaya mendapatkan dukungan publik, walaupun sudah dianggap kalangan internasional bahwa Indonesia sudah cukup mampu dan sudah saatnya menggunakannya
Sampai saat ini pembangunan PLTN hanya sebatas rencana, padahal sesungguhnya pembangunan PLTN itu digunakan untuk memenuhi kebutuhan energi nasional yang semakin meningkat. Sedangkan pemanfaatan energi terbarukan yang lain seperti angin, sinar matahari, air, panas bumi dan energi yang yang tidak begitu optimum. Konsumsi energi Indonesia yang besar dengan jumlah penduduk 237 juta menjadikan Indonesia membutuhkan sumber energi yang besar pula. Apalagi dengan semakin sedikitnya cadangan energi fosil yang ada menjadikan alasan adanya rencana pembangunan PLTN di Indonesia.
Kenapa kita harus memilih nuklir? Nuklir tidak mencemarkan udara. PLTN tidak menghsilkan karbon dioksida, sulfur dioksida, nitrogen oksida. Tidak seperti batu bara, gas, dan minyak bumi yang menghasilkan produk sisa. Menghasilkan bahan-bahan sisa padat lebih sedikit. Namun pada kenyataanya nuklir tidaklah mudah diterima di negeri ini. Rencana Nuklir di Indonesia banyak dikritik oleh Greenpeace dan grup individual lainnya. Hal yang menjadi faktor utama penolakan terhadap nuklir adalah  ledakan yang  menghasilkan radiasi nuklir. Radiasi ini merusak sel-sel tubuh manusia, memang tidak terlihat pada orangnya langsung, tapi sangat berpengaruh pada keturunannya. Contoh kecelakaan pada PLTN adalah kecelakaan PLTN Fukushima dan Chernobyl.
Sebenarnya setiap teknologi tidak 100% yang aman, semua mempunyai resikonya masing-masing. Kita sebagai pengguna teknologi harus bijak menggunakan teknologi sehingga dapat meminimalisir dampak negatif tersebut. Jadi menolak PLTN dengan alasan PLTN beresiko bukanlah sesuatu yang tepat, karena resiko merupakan sebuah sunatullah yang terus ada selama manusia hidup. Karena itulah diperlukan manajemen resiko sehingga resiko yang ada bisa diminimalisir dan dapat dihindarkan. Setiap pembangunan Instalasi Nuklir dalam hal ini PLTN tentu harus melalui proses yang ketat dari IAEA, mulai dari konstruksi, sampai pengelolaan limbah harus ada jaminan mutu dari IAEA.
Melihat berbagai masalah akan kebutuhan energi, Indonesia sepatutnya harus segera mengambil langkah cepat untuk mengantisipasi masalah-masalah tersebut. Jadi, dimanakah Posisi Indonesia saat ini? Mendukung atau menolak Teknologi Nuklir?

Kamis, 15 Oktober 2015


https://docs.google.com/document/d/1gamFkb3ITiuDlvX2x27YLutYXv26K5pnZQbEagvNMF4/edit?usp=sharing

Sabtu, 10 Oktober 2015


TUGAS SEJARAH PERKEMBANGAN FISIKA
SEJARAH GRAVITASI DAN AYAT YANG TERKAIT  DENGAN GRAVITASI


Gaya gravitasi adalah gaya tarik-menarik yang terjadi antara semua partikel yang mempunyai massa di alam semesta. Hukum gravitasi universal merupakan prinsip penting fisika. Ini pertama kali dikodifikasi oleh Sir Isaac Newton tahun 1600-an. Hukum gravitasi universal menyatakan bahwa semua benda yang tertarik satu sama lain oleh gravitasi, gaya tarik tergantung pada massa benda dan berkurang berdasarkan jarak antara mereka. Penemuan Newton digantikan oleh teori Einstein tentang relativitas umum. Hukum gravitasi universal  masih akurat, namun untuk aplikasi yang lebih praktis.
Newton tidak menemukan gravitasi, seperti kepercayaan populer berlaku, tetapi perluasan pada karya ilmuwan sebelumnya seperti Galileo. Newton disebut oleh para ilmuwan ketika ia menulis tulisan yang terkenal, “Jika saya melihat lebih jauh, itu adalah dengan berdiri di bahu raksasa.” Jatuhnya apel menginspirasi Newton untuk mempelajari masalah gravitasi, namun, apel tidak membawa pemahaman instan dengan cara memukul kepalanya. Sebaliknya, ia menggunakan orbit bulan mengelilingi bumi untuk memeriksa dan mengkonfirmasi perhitungan selama rentang waktu 20 tahun. Hukum gravitasi universal secara rinci dalam buku terobosan nya Principia Mathematica, diterbitkan pada tahun 1687.
 

Pada abad setelah masa Newton, hukum gravitasi universal digunakan untuk memprediksi lokasi planet dan satelit alam yang belum ditemukan. Akhirnya penemuan benda-benda angkasa menegaskan bahwa hukum itu benar. Salah satu aspek dari hukum Newton tidak bisa menjelaskan adalah bagaimana gaya gravitasi yang disampaikan antara objek. Gaya fundamental lainnya, seperti elektromagnetik, bekerja karena partikel sub-atom menempuh perjalanan antar obyek, menarik mereka satu sama lain. Sebuah partikel yang sama untuk pembawa gravitasi, graviton, telah dijelaskan dalam teori, tetapi tetap belum ditemukan lebih dari 300 tahun setelah Newton bekerja.
 

Pada abad ke-20, para ilmuwan telah menemukan inkonsistensi kecil dalam hukum gravitasi universal. Inkonsistensi ini dijelaskan oleh teori relativitas umum Einstein. Einstein menyadari bahwa, pada dasarnya, massa benda langit tidak hanya mempengaruhi satu sama lain, tetapi struktur ruang-waktu di sekitar mereka. Efek ini terlihat hanya dalam pengukuran yang sangat tepat dan perhitungan. Untuk aplikasi praktis seperti peluncuran roket, hukum gravitasi universal masih akurat dan lebih mudah untuk menghitung daripada efek relativitas.
 
Jauh sebelum Newton, Al-Quran berbicara soal gravitasi di mana mungkin kita sempat bertanya-tanya mengapa planet, bulan, bintang, matahari serta segala yang ada di bumi tidak berbenturan satu sama lain serta tatasurya yang tidak pernah jatuh. Pertanyaan tentang bagaimana bisa bumi ini, gunung, serta lautan bisa berpijak secara tetap dan stabil mungkin juga sempat terpikirkan oleh kita. Seperti yang kita tahu dan pelajari di bangku sekolah, hukum gravitasilah yang berlaku dan Al-Quran telah menyatakannya sebelum Newton. 

  1. Surah Luqman ayat 10
 Allah swt berfirman
 

 
Artinya : “Dia menciptakan langit tanpa tiang yang kamu melihatnya dan Dia meletakkan gunung-gunung (di permukaan) bumi supaya bumi itu tidak menggoyangkan kamu; dan memperkembang biakkan padanya segala macam jenis binatang.” (QS. Luqman [31]:10) 


Para mufasir di bawah ayat itu menjelaskan permasalahan gravitasi bumi. Mereka berkata: Di ayat itu dijelaskan beberapa dari mukjizat-mukjizat Al Qur’an, yakni menjelaskan sesuatu yang mana orang-orang di saat itu sama sekali belum pernah berfikir tentangnya, dan bahkan membayangkannya pun belum pernah. Salah satu permasalahan itu adalah tiang-tiang tak nampak yang berguna untuk menyangga benda-benda langit dalam tata surya kita. Yang maksudnya adalah daya tarik (gravitasi) dan daya tolak yang menjadi rahasia di balik orbit, rotasi dan evolusi tata surya.


2. Surah Al-An’aam : 59






 


Artinya: Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib; tidak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir biji-pun dalam kegelapan bumi, dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata.