Sabtu, 28 Juni 2014

teori belajar kosntruktivisme dan RPP


               Teori Belajar Konstruktivisme

A. Latar belakang
Saat ini banyak inovasi baru di dalam dunia pendidikan terutama pada proses pembelajaran.salah satu inovasi tersebut  adalah konstruktivisme.Pemilihan pendekatan ini dikarenakan agar pembelajaran membuat siswa antusias terhadap persoalan yang ada sehingga mereka mau mencoba memecahkan persoalannya.Pembelajaran di kelas masih dominan menggunakan metode ceramah dan Tanya jawab sehingga kurang memberikan kesempatan kepada siswa untuk berinteraksi langsung kepada benda-benda konkret.Seorang guru perlu memperhatikan konsep awal siswa sebelum pembelajaran.Jika tidak demikian,maka seorang pendidik tidak akan berhasil menanamkan konsep yang benar,bahkan dapat memunculkan sumber kesulitan belajar selanjutnya.Mengajar bukan hanya untuk meneruskan gagasan-gagasan pendidik pada siswa,melainkan sebagai proses mengubah konsepsi-konsepsi yang sudah ada dan dimana mungkin konsepsi itu salah,dan jika ternyata benar maka pendidik harus membantu siswa dalam mengkonstruk konsepsi tersebut agar lebih matang.


B. Tujuan
1. Mendiskripsikan pengertian  teori belajar konstruktivisme (C)
2. Menjelaskan teori konstruktivisme menurut para ahli (C)
3. Menyatakan pendapat tentang teori belajarmenurut para ahli konstruktivisme (A)
4. Melaksanakan teori konstruktivisme dalam kegiatan pembelajaran di kelas (P)

C. Pengertian Teori Konstruktivistik
Belajar menurut pandangan konstruktivisme merupakan suatu proses pembentukan pengetahuan..Teori kontruktivistik memahami belajar sebagai proses pembentukan (konstruksi) pengetahuan oleh si belajar itu sendiri.Pengtahuan ada di dalam diri seseorang yang sedang mengetahui. Pengetahuan tidak dapat dipindahkan begitu saja dari otak seseorang guru kepada orang lain ( siswa).

Menurut pandangan konstruvistik, belajar merupakan suatu proses pembentukan pengetahuan . Pembentukan ini harus dilakukan oleh siswa . Ia harus aktif melakukan kegiatan ,aktif berpikir,menyususun konsep dan memberi makna tentang hal-hal yang sedang dipelajari,tetapi yang paling menentukan terwujudnya gejala belajar adalah niat belajar siswa itu sendiri,sementara peranan guru dalam belajar konstruvistik berperan agar proses pengkonstruksian pengetahuan oleh siswa berjalan lancar.Guru tidak mentransferkan pengetahuan yang telah dimilikinya,melainkan membantu siswa untuk membentuk pengetahuannya sendiri dan dituntut untuk lebih memahami jalan pikiran atau cara pandang siswa dalam belajar. 

httpswww.google.co.idurlsa=i&rct=j&q=&esrc=s&source=images&cd=&cad=rja&uact=8&docid=cLmQxcBHEtkz4M&tbnid=SZqWD8gu9q_gFM&ved=0CAUQjRw&url=http%3A%2F%2Fdespimyblog.wordpress.com%2F2012%2F03%2F26%2Fmeto
diskusi
Menurut Slavin (2006) teori konstruvistik adalah teori  yang menyatakan bahwa peserta didik secara individual harus menemukan dan mentransformasikan informasi kompleks,mengecek informasi yang baru terhadap aturan-aturan informaasi yang lama,dan merevisi informasi yang lama bila tidak sesuai lagi.Menurut santrock (2008) konstruktivisme adalah pendekatan untuk pembelajaran yang menekankan bahwa individu akan belajar dengan baik apabila mereka secara aktif mengkonstruksi pengethuan dan pemahaman.Gambar di atas ini  memperlihatkan bagaimana sekumpulan anak sedang mendiskusikan sebuah masalah.Dengan metode diskusi ini, para siswa di haruskan aktif dalam forum diskusi tersebut.Dengan kegiatan diskusi ini,diharapkan siswa mapu membentuk penegtahuannya sendiri

D. Teori dan tokoh Dalam Konstruvistik
 Beberapa pemikiran teori belajar konstruktivistik :

1. Jean piaget
Jean Piaget
Menurut piaget manusia mempunyai struktur pengetahuan yang ada di dalam otaknya seperti bagian-bagian yang masing-masing komponennya memiliki makna yang berbeda.”Pengalaman yang sama bagi seseorang akan dimaknai berbeda oleh masing-masing individu dan disimpan dalam kotak berbeda”.Pada saat belajar ada dua proses yang terjadi di dalam dirinya yakni “ proses organisasi informasi dan proses adaptasi”.
Piaget (1971) mengemukakan bahwa pengetahuan merupakan ciptaan manusia yang dikonstruksikan dari pengalamannya,proses pembentukan berjalan terus menerus dan setiap kali terjadi rekosntruksi karena adanya pemahaman yang baru.Piaget yang dikenal sebagai konstruktivis pertama (Dahar,1989:159) menegaskan bahwa penekanan pada teori konstruktivisme pada proses untuk menemukan teori atau pengetahuan yang dibagun dari realitas  lapangan.Peran guru dalam pembelajaran menurut kostruktivisme adalah sebagai fasilitator atau moderator.Pandangan tentang anak dari teori konstrutivistik yang lebih mutakhir yang dikembangkan dari teori belajar kognitif Piaget menyatakan bahwa ilmu pengetahuan dibangun di dalam pikiran seoarang anak dengan kegiatan asimilasi dan akomodasi sesuai dengan skemata yang dimilikinya.
a. Skemata
Sekumpulan konsep yang digunakan ketika berinteraksi dengan lingkungan.Sejak kecil anak sudah memiliki struktur kognitif yang kemudian dinamakan skema(schema).Skema terbentuk karena pengalaman.Misalnya anak senang bermain dengan kucing dan kelinci yang sama-sama berbuluh putih.Pada akhirnya,berkat pengalaman itulah dalam struktur kognitif anak terbentuk skema tentang binatang berkaki empat dan binatang berkaki dua.Semakin dewasa anak,semakin sempurnalah skema yang dimilikinya.Proses penyempurnaan skema dilakukan melalui proses asimilasi dan akomodasi.
b. Asimilasi
Asimilasi adalah proses kognitif dimana seseorang mengintegrasikan persepsi,konsep ataupun pengalaman baru ke dalam skema atau pola yang sudah ada dalam pikirannya.Asimilasi dipandang sebagai suatu proses kognitif yang menempatkan dan mengklasifikasikan kejadian atau rangsangan baru dalam skema yang telah ada.Proses ini berjalan terus.Asimilasi tidak akan menyebabkan perubahan / pergantian skema melainkan perkembangan semata.Asimilasi adalah salah satu proses individu mengadaptasikan dan mengorganisasikan diri dengan lingkungan baru pengertian orang itu berkembang.
c. Akomodasi
Dalam menghadapi ranngsangan atau pengalaman baru seseorang tidak dapat mengasimilisasikan pengalaman yang baru dengan skemata yang telah dipunyainya.Pengalaman yang baru itu bisa jadi sama sekali tidak cocok dengan skema yang telah ada.Dalam keadaan demikian orang akan mengakomodasi.Akomodasi terjadi untuk membentuk skema baru yang cocok dengan rangsangan yang baru atau memodifikasi skema yang telah ada sehingga cocok dengan rangsangan itu.
d. Keseimbangan
Ekuilibrasi adalah keseimbangan antara asimilasi dan akomodasi sedangkan diskuilibrasi adalah keadaan tidak seimbangnya antara proses asimilasi dan akomodasi,Ekuilibrasi dapat membuat seseoarang menyatukan pengalaman luar dengan struktur dalamnya. 

2. Lev Vygotsky 
Lev Vygotsky
Ratumanan(2004:45) mengemukakan bahwa karya Vygotsky didasarkan pada dua ide utama.Pertama,perkembangan intelektual dapat dipahami bila ditijau dari konteks historis dan budaya pengalaman anak.Kedua,perkembangan bergantung pada sitem-sistem isyarat mengacu
Pada  simbol-simbol yang diciptakan oleh budaya untuk membantu orang berfikir, berkomunikasi dan memecahkan masalah,dengan demikian perkembangan kognitif anak mensyaratkan sistem komunikasi budaya  dan belajar menggunakan sistem-sistem ini untuk menyesuaikan proses-proses  berfikir diri sendiri.
Menurut slavin (Ratumanan,2004:49) ada dua implikasi utam teori Vygotsky dalam pendidikan.pertama,dikehendakinya setting kelas berbentuk pembelajaran kooperatif antar kelompok-kelompok siswa dengan kemampuan yang berbeda,sehingga siswa dapat berinteraksi dalam mengerjakan tugas-tugas yang sulit dan saling memunculkan startegi-strategi pemecahan masalah yang efektif di dalam daerah pengembangan terdekat/proksimal masing-masing.Kedua,pendekatan vygotsky dalam pembelajaran menekankan perencahan (scaffolding).Dengan scaffolding,semakin lama siswa semakin dapat mengambil tanggung jawab untuk pembelajarannya sendiri.
a. Penegelolaan Pembelajaran
Interaksi sosial individu dengan lingkungannya sangat mempengaruhi perkembangan belajar seseorang, sehingga perkembangan sifat-sifat dan jenis manusia akan dipengaruhi oleh kedua unsur tersebut.Menurut Vygotsky dalam Slavin (2000),peserta didik melaksanakan aktivitas belajar melalui interaksi dengan orang dewasa dan teman sejawat yang mempunyai kemampuan lebih.Interaksi sosial ini memacu terbentunya ide baru dan memperkaya perkembangan intelektual peserta didik.
b. Pemberian Bimbingan
Menurut Vygotsky,tujuan belajar akan tercapai dengan belajar menyelesaikan tugas-tugas yang belum dipelajari tetapi tugas-tugas tersebut masih berada dalam daerah perkembangan terdekat mereka(Wersch,1985),yaitu tugas-tugas yang terletak di atas peringkat perkembangannya.Mennurut Vygotsky,pada saat peserta didik melaksanakan aktivitas di dalam daerah perkembangan terdekat mereka,tugas yang tidak dapat diselesaikan sendiri akan dapat mereka selesaikan dengan bimbingan tau bantuan orang lain.
3. Glaserfeld, Bettencourt ( 1989 ) dan Mathews ( 1994 ) ,mengemukakan bahwa pengetahuan yang dimiliki seseorang merupakan hasil konstruksi ( bentukan ) orang itu sendiri..
4. Sedikit berbeda dengan para pendahulunya, Lorsbach danTobin ( 1992), mengemukakan bahwa pengetahuan ada dalam diri seseorang yang mengetahui,pengetahuan tidak dapat dipindahkan begitu saja dari otak seseorang kepada yang lain.Siswa sendiri harus mengartikan apa yang telah diajarkan dengan konstruksi yang telah dibangun sebelumnya.

E. Analisis Teori 
Teori konstruktivisme lebih menekankan peran siswa agar memebentuk pengetahuannya sendiri.Guru hanya berperan sebagai fasilitator dan pembibing bagi anak atau siswa dalam membentuk pengetahuan tersebut.Menurut Jean Piaget anak sudah memiliki kemampuan kognitif sejak kecil.Akan tetapi,perkembangan kognitif pada anak-anak terjadi melalui urutan yang berbeda.Dari pandangan tentang perkembangan kognitif anak dapat dipahami bahwa pada tahap tertentu cara maupun kemampuan anak mengkonstruksi ilmu berbeda-beda .
Berdasarkan gambar di dibawah ini dapat dilihat bahwa proses pembentukan pengetahuan itu menurut teori koknitif konstruktivis dari Jean Piaget adalah melalui proses asimilasi dan akomodasi serta ekuilibrasi.Pada tahap pertama anak berinteraksi dengan lingkungan.dari interaksi dengan lingkungan ini,dihasilkan konsep baru.Konsep tersebut kemudian diasimilasikan atau diakomodasikan.

Skema teori Jean Piaget

















Menurut Lev Vygotsky belajar anak dilakukan dengan interaksi dengan sosial maupun fisik.Penemuan dalam belajar lebih mudah diperoleh dalam konteks sosial budaya seseorang. Gambar dibawah ini memperlihatkan proses pembentukan pengetahuan menurut Lev Vygotsky.Kemampuan dasar yang dimiliki anak kemudian diinteraksikan dengan lingkungan sosial dan budaya dalam masyarakat sehingga dihasilkan konsep baru.konsep baru tersebut kemudian dapat diaplikasikan dalm masyarakat.
Skema teori Lev Vygotsky
Sebagaimana firman Allah SWT dalam surah Al-Baqarah ayat 164:

إِنَّ فِى خَلْقِ السَّموَ اتِ وَا ْلأَرْضِ وَا خْتِلَفِ الَّيْلِ وَالنَّهَارِ وَالْفُلْكِ الَّتِى تَجْرِى فِى الْبَحْرِ بِمَا يَنْفَعُ الَنَّاسَ وَمَآ أَنْزَ لَ اللهُ مِنَ السَّمَآءِ مِن مَّآءٍ فَأَحْيَا بِهِ اَ ْلأَرْضَ بَعْدَ مَوْتِهَا وَبَثَّ فِيْهَا مِنْ كُلِّ دَآبَةٍ وَتَصْرِيْفِ الرِّيَح وَالسَّحَابِ الْمُسَخَّرِ بَيْنَ السَّمَآءِ وَالْأَرْضِ لَأَيَتٍ لِقَّوْمِ يَعْقِلُوْنَ

Artinya:sesungguhnya dalam penciptaan langit-langit dan bumi dan pergantian siang dan malam dan kapal-kapal yang berlari di laut yang dengannya manusia mengambil manfaat dan air yang diturunkan Allah dari langit sehingga dengannya Dia menghidupkan Bumi setelah mati dan bertebaranlah disana segala macam binatang melata dan perubahan-perubahan (arah) angin dan awan-awan ditundukkan di antara langit dan bumi,terdapat tanda-tanda (kemahakuasaan Allha) bagi orang yang berakal.

Pergantian siang dan malam dan perbedaan musim merupakan sebagian tanda-tanda kekuasaan Allah Bagi orang yang memahaminya,yakni memahami sebab-sebab perubahan-perubahan tersebut, termasuk rotasi dan revolusi bumi serta inklinasi (kemiringan ) porosnya.Secara tidak langsung para ilmuwan diajak untuk merenungkan dan merefleksikan penataan yang agung ini serta sebab-sebab berbagai perubahan ini.Melalui refleksi inilah akan terlihat nyata kemahabesaran sang Maha Pencipta.

Contoh pembuatan RPP berdasarkan Teori kontruktivisme

                                                              Identitas pengajar
Nama                          : RAHMAT
Tempat,Tanggal Lahir: Nepa-Mekar,17 Maret 1995
Umur : 18 Tahun
Status                         : Mahasiswi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Jurusan : Pendidikan Ilmu pengetahuan Alam
Prodi : Pendidikan Fisika
Semester : Dua (II)


                                            RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Satuan Pendidikan : SMA
Mata Pelajaran         : Fisika
Kelas/Semester        : X/I
Materi Pokok            : Suhu dan Kalor
Alokasi Waktu          : 2 x 90 menit

A. Kompetensi Inti (KI)

KI 1 : Menghayati dan mengamalkan  ajaran agama yang dianutnya.
KI2 :Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli, santun, ramah lingkungan,  gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan pro-aktif) dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI 3 :Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak  terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

B. Kompetensi Dasar dan Indikator
.
1.1 Bertambah keimanannya dengan menyadari hubungan keteraturan dan kompleksitas alam dan jagad raya terhadap kebesaran Tuhan yang menciptakannya 
1.2 Menyadari kebesaran Tuhan yang mengatur karakteristik fenomena suhu dan kalor
2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu; objektif; jujur; teliti; cermat; tekun; hati-hati; bertanggung jawab; terbuka; kritis; kreatif; inovatif dan peduli lingkungan) dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi sikap dalam melakukan percobaan dan berdiskusi 
2.2 Menghargai kerja individu dan kelompok dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi melaksanakan percobaan dan melaporkan hasil percobaan 
3.6 Menganalisis pengaruh suhu dan kalor  serta  perpindahan kalor pada berbagai kasus nyata 
Indikator: 
Mendefinisikan tentang suhu dan kalor
Menganalisis pengaruh kalor terhadap kenaikan suhu suatu zat
Menunjukkan hubungan antara suhu dan kalor
Menjelaskan proses perpindahan kalor dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari
Memecahkan masalah suhu dan kalor dalam lingkungan sosial
Menyimpulkan percobaan pemuain pada benda padat
Menyimpulkan percobaan prinsip hukum asas black
4.6 Mengolah dan menganalisis hasil percobaan tentang pemuaian benda padat dan perpindahan kalor
Indikator:
Melakukan percobaan Pemuain pada benda padat
Mengolah dan menyajikan data percobaan pemuaian benda padat
Melakukan percobaan untuk menunjukkan prinsip asas Black

C. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat memberikan definisi tentang suhu dan kalor (kognitif)
2. Siswa mampu menunjukkan hubungan antara suhu dan kalor (kognitif)
3. Siswa dapat menerangkan kembali  pengaruh kalor terhadap kenaikan suhu suatu zat (multiple intelligence,languge)
4. Siswa dapat menjelaskan kembali perpindahan kalor dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari (multiple intelligence,langage) 
5. Siswa dapat menannggapi prinsip hukum asas black 
6. Siswa jujur dalam mengambil data praktikum atau percobaan(nilai,moral dan sikap)
7. Siswa mampu menyatakan pendapat berdasarkan hasil percobaan (konsep diri dan emosi)
8. Siswa mampu mempersiapkan sendiri alat dan bahan yang digunakan dalam percobaan(konsep diri dan emosi)
9. Siswa dapat mempraktekkan percobaan pemuaian pada zat padat(psikomotorik)
10. Siswa dapat mempraktekkan percobaan prinsip hukum Asas Black (psikomotorik)
11. Siswa dapat menangani sendiri  kesulitan yang dihadapi dalam percobaan(konsep diri dan emosi)
12. Siswa dapat menciptakan alat peraga untuk praktikum(Kreativitas)
13. Siswa mampu menanggapi masalah tentang suhu dan kalor dalam lingkungan sosialnya(nilai,moral dan sikap)
14. Siswa mampu  membuat model alat ukur suhu dengan skala sendiri(Kreativitas)


D. Metode Pembelajaran

Metode belajar yang digunakan berdasarkan teori belajar kontruktivisme yang diwujudkan dalam bentuk:
1. Demonstrasi
2. Eksperimen dan observasi (untuk mengatasi lupa pada siswa )
3. Diskusi dan games (untuk mengatasi kejenuhan siswa dalam kelasa)
4. Tanya jawab

. Kegiatan Pembelajaran
1.  Kegiatan Awal
Guru membuka pelajaran dengan kegiatan pembuka kemudian memberi salam
Guru memberi kesempatan pada siswa untuk berdoa
Guru mengecek kehadiran siswa
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
Apersepsi  dan Motivasi : Pada kehidupan sehari-hari, kita sering mendengar istilah ‘panas’ dan dingin.Di siang hari udara terasa  panas dan pada malam hari udara terasa dingin. Bagaimana panas dan dingin itu terjadi pada suatu benda?  Kita akan bahas bersama pada materi ini.
2. Kegiatan Inti
Eksplorasi
Siswa diminta untuk menjelaskan pengertian dari suhu
Siswa diminta untuk menyebutkan alat yang dapat mengukur suhu suatu benda
siswa diminta untuk menjelaskan pengertian pemuaian

Siswa diminta untuk menjelaskan pengertian dari kalor
Siswa diminta untuk menyebutkan macam-macam perpindahan kalor
Siswa diminta untuk menjelaskan pemuaian zat padat
Siswa diminta untukmenjelakan prinsip hukum asas black
Elaborasi
Guru mendefinisikan pengertian suhu
Guru mendemonstrasikan percobaan sederhana mengenai suhu dan kalor
Guru mendefinisikan pengertian kalor
Guru memberikan contoh soal mengenai kalor
Guru meminta salah satu siswa untuk mengerjakan contoh soal tersebut 
Guru menjelaskan macam-macam perpindahan kalor
Guru menjelaskan prinsip hukum asas black
Konfirmasi
Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk bertanya jika ada yang tidak dimengerti
5. Kegiatan Akhir
Siswa diminta untuk melakukan praktikum pemuaian zat padat
Siswa diminta untuk melakukan praktikum prinsip hukum asas black 
Siswa diminta untuk mepresentasikan hasil praktikum di kelas
Guru membimbing siswa untuk membuat kesimpulan mengenai suhu dan kalor
Guru menguatkan kembali kesimpulan yang diungkapkan oleh siswa
Guru memberikan evaluasi
F. Evaluasi


LEMBAR PENGAMATAN OBSERVASI
DAN KINERJA PRESENTASI
Mata Pelajaran    : Fisika
Kelas /semester   : X/ I
No
Nama Peserta didik
Observasi
Kinerja Presentasi
Jml
Skor
NilaI
Aktif
tanggung jwb
Kerjsm
Prnsrt
Visual
Isi
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
1.     









2.     









3.     









4.     









5.     









6.     









7.     









8.     









9.     









10









jumlah









Keterangan pengisian skor
4.  Sangat tinggi
3.  Tinggi
2. Cukup tinggi
1. kurang

Tes Urain ( untuk mengatasi lupa)
1.Apa yang dimaksud dengan suhu serta kalor menurut pemahaman Anda?
2.Sebutkan dan jelaskan salah satu contoh peristiwa suhu dan kalor dalam kehidupa  sehari-    hari!
3.Jelaskan prinsip asas black pada termos!

FORMAT PENILAIAN LAPORAN PRAKTIKUM
(PORTOFOLIO)

Mata Pelajaran            : Fisika
Kelas/semester            : X/1
Materi Pokok              :suhu dan kalor


Nama Peserta didik
Aspek Penilaian
Skor rata-rata
Nilai
Visual
Ketelitian
Kejujuran
Penyajian Data
Bentuk Regresi
Jawaban Pertanyaan








































































Keterangan pengisian skor
4.  Sangat tinggi
3.  Tinggi
2. Cukup tinggi
1. kurang

DAFTAR PUSTAKA

Budiningsih,Asri.2005.Belajar dan Pembelajaran.Jakarta:Rineka Cipta
Slavin,R.E.2008.Psikologi Pendidikan Teori dan Praktek edisi kedelapan (jilid 2.)Jakarta:.PTIndeks

Santrock,J.W.2008.Psikologi Pendidikan Edisi Kedua(Terjemahan).Jakarta:Kencana

Baharudin dan ESa Wahyuni.2008.Teori Belajar dan Pembelajaran.Jogjakarta:Ar-ruzz Media Group

Dahar,Ratna Willis.1989.Teori-Teori Belajar.Jakarta:Erlangga

Ratumanan,T.W.2004.Belajar dan Pembelajaran.Surabaya:UNESA University press

Siregar,Evaline dan HartiniNara.2011.Teori Belajar dan Pembelajaran.Bogor:Ghalia Indonesia